Bolehkah Berinvestasi Pakai Utang? (1)

Foto: Muhammad RidhoFoto: Muhammad Ridho

Jakarta - Sadarkah anda bahwa dalam kalimat "berinvestasi pakai utang" ada dua konsep yang bertentangan? Hal pertama ialah konsep investasi dan hal yang kedua ialah konsep mengenai utang.

Perbedaan terbesar di antara kedua konsep tersebut ialah perihal ketidakpastian dan kepastian. Dalam berinvestasi, seseorang menyimpan sejumlah dana untuk mendapat return on investment atau imbal hasil yang sanggup didapatkan, namun sifatnya tidak pasti.

Tidak niscaya apakah dana yang ia investasikan sanggup memperlihatkan laba sesuai dengan yang diharapkan. Tidak niscaya apakah dana yang ia investasikan tidak akan terkena risiko yang menyebabkan kerugian, dan tidak niscaya berapa nominal imbal hasil yang sanggup ia dapatkan.

Sedangkan dalam utang, konsep sederhananya ialah sebuah kegiatan di mana seseorang meminjam dana kepada pihak lain dan niscaya seseorang (yang meminjam) tersebut harus mengembalikan uang yang dipinjam beserta bunganya.

Bahkan, niscaya ada denda bilamana seseorang yang meminjam sejumlah dana terlambat melaksanakan pembayaran pinjamannya. Bila pinjamannya memakai jaminan, niscaya ada aset yang diambil kalau seseorang tersebut gagal membayar utangnya.

Sehingga, kondisinya menjadi cukup riskan kalau anda ingin berinvestasi memakai uang yang didapatkan dari utang. Di satu sisi anda harus mengembalikan dana dukungan secara niscaya (bahkan ada bahaya denda), sedangkan di sisi lain anda mendapat ketidakpastian atas hasil investasi yang anda lakukan.

Oleh karenanya, tidak menutup kemungkinan kalau seseorang berinvestasi dengan memakai uang yang didapatkan dari hasil berutang, orang tersebut cenderung berspekulasi. Terutama spekulasi perihal hasil investasinya yang dibutuhkan sanggup lebih besar dari bunga pinjaman.

Contohnya, seseorang mengambil sejumlah dana dukungan KTA dengan bunga sebesar 5% per tahun, kemudian menginvestasikan uang yang didapatkannya dari dukungan ke dalam sebuah produk keuangan, contohnya saja ia tempatkan uangnya di reksa dana.


Pertama, dukungan KTA ialah dukungan yang harus dibayar dan membebankan bunga di masa depan, cicilannya harus dibayar rutin secara bulanan, dan bahkan kalau kita melunasinya lebih cepat kita akan mendapat biaya tambahan.

Sedangkan, reksa dana, membutuhkan waktu untuk berkembang dan memperlihatkan imbal hasil kepada investornya dan tidak ada kepastian mengenai berapa besar imbal kesudahannya di masa depan.

Apakah uang hasil dukungan tersebut niscaya sanggup memperlihatkan imbal hasil lebih dari bunga dukungan yang sebesar 5% sehingga setidaknya cukup untuk membayar pokok dukungan dan bunga-nya?.

Nah, pertanyaan ini akan kita jawab di goresan pena berikutnya, stay tuned.


Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari kawan yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.

Simak Video "Tips Mengelola Keuangan Ala Astrid Tiar"
[Gambas:Video 20detik]

Sumber detik.com

Belum ada Komentar untuk "Bolehkah Berinvestasi Pakai Utang? (1)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel