5 Mitos Keuangan Yang Abnormal Tapi Konkret (2)
8:13:00 AM
Tambah Komentar
Jakarta - Dalam artikel sebelumnya sudah dibahas bahwa terdapat beberapa mitos keuangan yang bekerjsama sanggup kita wujudkan asal kita mengerti bagaimana cara mewujudkannya dengan baik dan benar, yaitu:
1. Menikahlah maka engkau akan kaya
2. Pernikahan anak sulung dan bungsu akan menimbulkan keluarga kaya
Nah, dalam artikel kali ini kita akan bahas 1 lagi mitos yang sanggup anda wujudkan dan bagaimana cara mewujudkannya. Apakah itu?
3. Setiap anak membawa rezeki, banyak anak banyak rezeki
Data yang ada di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2016, angka ibu melahirkan masih 2,6%. Artinya, rata-rata setiap ibu di Indonesia melahirkan tiga anak. Faktanya 1 orang ibu ada yang mempunyai 10 orang anak.
Di sisi lain, bahwa yang dimaksud banyak anak banyak rezeki tidak hanya berupa finansial. Namun kesehatan, kesempatan dan kebahagiaan mempunyai keturunan, ada penerus dan pewaris, dengan hubungan yang saling mengasihi yaitu juga penggalan dari rezeki.
Bagaimana mewujudkan banyak anak banyak finansial?
Lazimnya tidak ada rezeki lebih tanpa usaha, tanpa ikhtiar, tanpa bersyukur dan beriman. Jika hanya pasrah pada keadaan, jatah rezeki insan hanyalah rezeki yang dijamin saja. Sehingga, kalau kita tidak melaksanakan apa-apa, tersedia rejeki yang dijamin saja. Rejeki jenis ini menyerupai rezeki bagi saudara kita yang menderita gangguan jiwa, ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) namun tidak menerima perawatan sehingga hidup di jalanan, tetap sanggup makan dan minum, entah dari mana asalnya.
Jumlah anak berkorelasi dengan biaya hidup, makin banyak jumlah anak, makin besar kebutuhan dan biaya yang harus dipenuhi. Sehingga untuk banyak rezeki, harus diimbangi dengan bekerja lebih keras.
Memang rezeki sudah diatur, sudah ditentukan jumlahnya. Namun ia perlu dijemput, diusahakan. Dengan bekerja lebih keras, tentu jumlahnya akan berbeda dengan orang yang santai. Orang yang bekerja 7 jam sehari alhasil akan berbeda dengan orang yang hanya bekerja 4 jam (rezeki yang diusahakan).
Contoh lain, setiap anak membawa rezeki adalah, anak yang cerdas, berprestasi, tidak perlu berpikir wacana biaya sekolah, banyak beasiswa mengantri untuk pendidikannya. Anak cerdas tidak hanya bawaan atau talenta tapi juga hasil pendidikan yang baik.
Dalam hal ini, perencanaan dana pendidikan menjadi penting. Itu sebabnya anda sanggup berguru wacana perencanaan pendidikan di workshop yang dilaksanakan oleh tim IARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.
Di Jakarta dibuka workshop sehari wacana bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari wacana Reksadana.
Karena banyak permintaan, dibuka lagi workshop Komunikasi yang memukau lawan bicara anda (menghipnotis), cocok untuk anda orang sales & marketing, untuk komunikasi ke pasangan, anak, boss, anak buah, ke siapapun, info.
Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda sanggup berguru wacana perencanaan keuangan komplit, bahkan sanggup jadi konsultannya dengan sertifikat Internasional sanggup ikutan workshop Basic Financial Planning dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Info lainnya sanggup dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket).
Mumpung bulannya pesta demokrasi, tanyakan juga adanya DISKON PESTA DEMOKRASI hanya di bulan April ini saja. Anda sanggup diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik di sini.
Selanjutnya mengatur rezeki yang sudah di sanggup untuk memenuhi kebutuhan ketika punya anak, yaitu: biaya hidup, dan biaya Pendidikan baik formal dan informal, dengan berinvestasi di daerah dan jumlah yang sempurna dan benar, sehingga ketika nanti dibutuhkan, jumlah yang terbentuk dari investasi minimal terpenuhi.
Alokasi investasi untuk hal ini, setidaknya 10% dari pendapatan. Penempatan dan pilihan produk diubahsuaikan dengan jangka waktu dan aksara kesanggupan anda dalam mendapatkan risiko (kerugian) dalam berinvestasi, apakah produk-produk pendapatan tetap menyerupai deposito, sukuk, obligasi atau atau reksa dana atau saham, atau properti.
Lalu apalagi mitos keuangannya? Kita simak di artikel berikutnya.
Baca juga: 5 Mitos Keuangan yang Aneh tapi Nyata (1) |
Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari kawan yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel. Sumber detik.com
Belum ada Komentar untuk "5 Mitos Keuangan Yang Abnormal Tapi Konkret (2)"
Posting Komentar