Industri Digital Ri Makin Berkembang, Waspadai Tantangannya
7:03:00 PM
Tambah Komentar
Jakarta - Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyampaikan di tahun 2019 tercatat pihaknya bisa membina hampir 1.300 startup. Industri teknologi di tanah air memang tengah berkembang pesat, apa lagi sekarang Indonesia telah memilik 3 unicorn dan 1 decacorn.
Namun, di balik gemilangnya catatan tersebut, tersimpan bahaya yang tak bisa disepelekan.
Pakar Forensik Kejahatan Teknologi Informasi Ruby Alamsyah menyatakan dunia telah memasuki kala fasilitas kanal yang memunculkan kerentanan tindak kejahatan digital, termasuk salah satunya pencurian data. Ancaman serupa juga melanda Indonesia.
Apalagi, sebuah sistem tetap mempunyai kerentanan meskipun setiap ketika dilakukan update keamanan.
"Kalau kita lihat secara global, setiap sistem komputer dimanapun niscaya mempunyai celah keamanan tinggal seberapa besar menjaganya," kata Ruby di Jakarta, Rabu (10/4/2019).
Dia mencontohkan, di Amerika Serikat terjadi kebocoran data nasabah pada sebuah supermarket besar setiap tahun. Jejaring sosial Facebook juga diterpa perkara kebocoran data 87 juta pengguna pada tahun 2018.
Bahkan, pada awal April ini UpGuard, sebuah perusahaan keamanan siber, menemukan perusahaan media digital berbasis di Meksiko, Cultura Colectiva meninggalkan lebih dari 540 juta catatan atau arsip pengguna Facebook di basis data publik.
Tak hanya Facebook, celah keamanan pada sistem juga dialami forum sekelas Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang populer super ketat. Baru-baru ini, Putra Aji Adhari, seorang siswa berusia 15 tahun, menemukan celah keamanan sistem di NASA.
Pendapat serupa disampaikan Pakar Keamanan Siber dari Communication Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha. Menurutnya, pencurian data sebagai bahaya di dunia digital patut diwaspadai.
Pada 2014, misalnya, pencurian data dalam jumlah sangat besar terjadi pada Sony Pictures. Akibatnya, nilai saham Sony Pictures turun alasannya banyak data yang dibuka ke publik. Di Indonesia, data pengguna marketplace juga dicuri pihak tidak bertanggungjawab.
"Dua kejadian tersebut memperlihatkan kita citra bahwa semakin ter-digitalisasi kehidupan kita, pengamanan juga wajib ditingkatkan," kata Pratama.
Pemerintah Estonia, berdasarkan Pratama, mengadakan penelitian terhadap seluruh negara di dunia terkait tingkat keamanan siber dengan menerbitkan National Cyber Security Index (NCSI). Estonia memperlihatkan informasi dan isyarat ke negara mana saja yang kondusif untuk berinvestasi, berdasarkan tingkat keamanan sibernya.
Dikutip dari situs resminya www.ncsi.ega.ee, Indonesia berada diurutan 105 dari 130 negara yang paling rentan terkait keamanan sibernya dengan nilai NCSI sebesar 19,48. Tingkat keamanan siber di Indonesia masih lebih lambat dibandingkan level pengembangan digitalnya.
Di Indonesia, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sekarang menjadi forum yang paling bertanggungjawab dalam pengamanan data di Tanah Air.
Baca juga: 5.000 Startup Kumpul di Kemayoran, Ada Apa? |
Menurut Pratama, setidaknya ada lima faktor yang harus ditingkatkan untuk memperkuat pertahanan siber Indonesia, adalah aspek legal, aspek teknis, organisasi, kapasitas sumberdaya insan dan kerjasama antar-negara antar- lembaga.
Pada aspek legal, perlu undang-undang terkait keamanan siber yang mewajibkan setiap pihak bisa meningkatkan keamanan siber pada sistemnya dengan standar yang ditentukan. Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) belum menjangkau hal tersebut.
Untuk problem teknis, kapasitas SDM dan organisasi seharusnya bisa terselesaikan dengan adanya BSSN. Namun, semua itu akan sulit dilaksanakan jikalau perangkat undang-undang pendukungnya tidak ada.
Soal kerja sama, kerja sama dengan negara maupun organisasi perlu ditingkatkan, alasannya musuh dalam perang siber tidak selalu antar-negara, tetapi juga korporasi multinasional atau bahkan kelompok dan individu. Sumber detik.com
Belum ada Komentar untuk "Industri Digital Ri Makin Berkembang, Waspadai Tantangannya"
Posting Komentar