Ini Yang Diamati Investor Ketika Negara Sedang Pemilu

Ilustrasi/Foto: REUTERS/Willy KurniawanIlustrasi/Foto: REUTERS/Willy Kurniawan

Jakarta - Hasil hitung cepat masih menyebut pasangan Jokowi - Maruf Amin unggul dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Namun kubu Prabowo sudah mengklaim kemenangan dari hasil hitungan real internal mereka. Kondisi ini disebut akan mensugesti ajaran modal abnormal yang masuk ke Indonesia.

Sebenarnya apa saja yang diperhatikan investor ketika ingin menanamkan modalnya di negara yang sedang pemilu?

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan investor abnormal kalau ingin berinvestasi di sebuah negara mempunyai evaluasi tertentu. Apalagi kalau negara tersebut sedang melakukan pemilihan umum (pemilu) menyerupai Indonesia dikala ini.

Bhima menyebut evaluasi tersebut akan mensugesti jumlah investasi yang masuk ke negara tersebut.

"Jadi kalau dilihat indikatornya itu dilihat dari global political stabilty index, indikator ini mengurutkan semua negara di dunia dan salah satu yang membuat politik itu menjadi concern bagi dunia usaha," ujar Bhima dikala dihubungi detikFinance, Sabtu (20/4/2019).



Dia menjelaskan, contohnya dalam pemilu, investor juga memperhatikan penegakan hukum. Makara investor melihat bagaimana mekanisme pemilu harus sesuai konstitusi dan berjalan dengan baik. Selain itu kecurangan juga jadi salah satu penilaian, alasannya ini dinilai akan menjadi pemicu kerusuhan sosial di masyarakat.

Kemudian soal suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) juga menjadi concern investor. Karena biasanya informasi ini akan mencuat jelang dan dikala pemilu.

"Tapi kalau belum timbul kekerasan fisik ini biasanya mereka (investor) menganggap kondisi masih stabil," terang dia.

Selanjutnya problem korupsi juga menjadi penilaian, kemudian informasi isu money politik yang gencar dikala pemilu juga mensugesti kepercayaan investor.

Investor juga mencermati pihak yang tak mendapatkan kekalahan sampai turun ke jalan dan bertindak secara inkonstitusional. Padahal tindakan ini sanggup diminimalisir dengan cara mematuhi prosedur. Misalnya kalau tak oke dengan keputusan Komisi pemilihan umum (KPU) sanggup menggugat melalui Mahkamah Konstitusi, sehingga perdebatan sanggup terjadi secara legal.

"Tapi kalau perdebatan selama masa ini dilampiaskan dengan cara demonstrasi ke jalan, ini berpotensi membuat kerusuhan sosial dan ini persepsinya jadi negatif di mata investor," ujar dia.


Sumber detik.com

Belum ada Komentar untuk "Ini Yang Diamati Investor Ketika Negara Sedang Pemilu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel