Ada Yang Salah Dengan Tes Karakteristik Langsung (Tkp) Cpns! Sudah Tak Sesuai Tujuannya
6:10:00 AM
Tambah Komentar
Ada Yang Salah Dengan Tes Karakteristik Pribadi (TKP) CPNS! Sudah Tak Sesuai Tujuannya – Salah satu bidang yang diujikan dalam seleksi kompetensi dasar (SKD)CPNS yaitu tes karakteristik langsung (TKP). Belakangan ini, khususnya pada penerimaan CPNS 2018, TKP menjadi momok tersendiri bagi para peserta CPNS, tidak sedikit yang gagal memenuhi Passing Grade alasannya yaitu tidak lolos ambang batas pada ujian bidang TKP.
Bahkan di tempat Kalimantan dan sekitarnya, hanya segelintir orang yang bisa lolos passing grade gegara TKP. Padahal di penerimaan CPNS sebelumnya, TKP dinilai bidang yang tidak terlalu menyulitkan dan tidak membutuhkan daya pikir yang berat. Tapi pada 2018 ini, TKP benar-benar mengagetkan dan membalikkan prediksi. Ada apa sebenarnya, kenapa sulit sekali untuk memenuhi ambang batas TKP?
Memang, pada 2018 ini TKP juga tidak membutuhkan daya pikir yang berat ketimbang bidang lainnya. Tapi ada beberapa faktor yang menyebabkan TKP terasa sangat sulit, dan memang menjadi penyebab terbesar tidak tercapainya passing grade CPNS, bahkan tidak sedikit yang melaksanakan protes kepada BKN selaku menyelenggara CPNS.
Jika kau juga mengikuti penerimaan CPNS 2018 ini, mungkin kau juga bisa memprediksi apa saja yang menciptakan TKP terasa sangat sulit. Lebih jelasnya akan saya ulas sebagai berikut:
Sebelumnya, baca juga: Mau jadi PNS, pegawai BUMN, atau pegawai Swasta?
Ambang Batas TKP Terlalu Tinggi
Ambang batas TKP untuk CPNS 2018 yaitu 143, ambang batas ini jauh melebihi pada tahun-tahun sebelumnya. Nampaknya, pemerintah ingin PNS mempunyai langsung yang sangat baik. Boleh-boleh saja mengkriteriakan PNS menyerupai itu, tapi saya kira dan kebanyakan yang lainnya juga bahwa ambang batas tersebut terlalu tinggi. Apa pemerintah ini ingin orang kolam malaikat?
Kalau soalnya itu ideal sah-sah saja, tapi kenyataannya diluar ekspektasi (seperti yang saya ulas di bawah). Nyatanya, yang lolos TKP juga tidak semuanya ideal, pun demikian yang tidak lolos juga tidak seburuk itu. Kamu punya teman yang lolos atau tidak lolos TKP? Lihat mereka, apa memang sudah sesuai? Saya yakin, tidak semuanya sesuai.
Penilaian Kepribadian Itu Subjektif
Faktor utama kenapa yang lolos dan tidak lolos itu tidak semuanya ideal yaitu alasannya yaitu kepribadian itu sifatnya subjektif. Dalam artian, sifat dan kepribadian insan itu tidak bisa diukur hanya dengan soal-soal tersebut alasannya yaitu ada perbedaan sudut pandang yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Misalnya, lingkungan, watak istiadat dan budaya, bahkan pengalaman masa kemudian seseorang sanggup mempengaruhinya.
Advertisement
Dikatakan oleh pejabat BKN yang dimuat di beberapa media, bahwa soal telah sesuai standar nasional. Yang jadi pertanyaan di sini, bagaimana mereka menstandarkan soal tersebut padahal di Indonesia sendiri ada banyak tempat dengan aneka macam perbedaan budaya dan watak istiadat? Menurut saya pribadi, evaluasi menyerupai ini sangat subjektif dan menciptakan rancu hasil ujian.
Bisa Dipelajari, Ada Tips Triknya, Tidak Jujur
Selanjutnya yang jadi duduk masalah di sini adalah, TKP CPNS bisa dipelajari, ada juga tips dan triknya dalam pengerjaan, serta bisa saja peserta menjawab secara tidak jujur. Ini termasuk cukup fatal berdasarkan saya, kalau Tes Intelegensi Umum (TIU) dan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) bisa dipelajari , ada tips dan triknya itu lumrah, tapi bagaimana dengan TKP? Bukankah harusnya TKP itu benar-benar dari dalam diri masing-masing peserta?
Apalagi duduk masalah ketidakjujuran, bisa saja peserta menjawab dengan balasan terbaik pada pilihan soal, padahal peserta belum tentu meng-iya-kan jawabannya tersebut dalam hati.
Beberapa waktu kemudian sebelum saya menulis artikel ini, saya membaca gosip di suatu media online perihal dongeng seseorang yang lolos TKP CPNS 2018 ini. Kamu tahu apa yang terjadi? Di akhir-akhir waktu ujian, orang tersebut mengerjakan soal TKP dengan tanpa membaca soal, orang tersebut hanya membaca dan menentukan pilihan balasan yang menurutnya baik. Damn, ini bukan lagi tes karakteristik langsung bro, ini tes keberuntungan.
Waktu Yang Terbatas
Dalam Seleksi Kompetensi Dasar CPNS, waktu yang diberikan yaitu 90 menit dengan 100 soal, terdiri dari 35 soal TWK, 30 soal TIU, dan 35 soal TKP. Okelah tidak duduk masalah bila TWK dan TIU waktunya terbatas, tapi bagaimana dengan TKP? Dalam 90 menit tersebut, waktu akan dihabiskan untuk mengerjakan TWK dan TIU, kemudian sisanya dipakai untuk mengerjakan TKP dengan waktu yang tergolong mepet.
Ini yang jadi masalah, dengan mepetnya waktu tentu peserta tidak akan hening dalam mengerjakan soal, kesannya konsentrasinya jadi buyar, mengerjakan dengan tergesa-gesa, ujung-ujung menyerupai dongeng seseorang lolos TKP yang dimuat gosip yang saya baca di atas, hanya membaca jawabannya saja. Akhirnya TKP bermetamorfosis Tes keberuntungan, miris’kan?
Selanjutnya: Hal-hal yang menghambatmu dalam membuatkan karir.
----
Oke ya, itulah berdasarkan saya beberapa hal yang salah perihal tes karakteristik langsung CPNS, khususnya yang terjadi mulai tahun 2018 hingga entah kapan. Semoga bacan di atas bermanfaat, dan jangan lupa untuk share artikel ini juga ya. Thanks dan salam sukses.
Bahkan di tempat Kalimantan dan sekitarnya, hanya segelintir orang yang bisa lolos passing grade gegara TKP. Padahal di penerimaan CPNS sebelumnya, TKP dinilai bidang yang tidak terlalu menyulitkan dan tidak membutuhkan daya pikir yang berat. Tapi pada 2018 ini, TKP benar-benar mengagetkan dan membalikkan prediksi. Ada apa sebenarnya, kenapa sulit sekali untuk memenuhi ambang batas TKP?
Memang, pada 2018 ini TKP juga tidak membutuhkan daya pikir yang berat ketimbang bidang lainnya. Tapi ada beberapa faktor yang menyebabkan TKP terasa sangat sulit, dan memang menjadi penyebab terbesar tidak tercapainya passing grade CPNS, bahkan tidak sedikit yang melaksanakan protes kepada BKN selaku menyelenggara CPNS.
Jika kau juga mengikuti penerimaan CPNS 2018 ini, mungkin kau juga bisa memprediksi apa saja yang menciptakan TKP terasa sangat sulit. Lebih jelasnya akan saya ulas sebagai berikut:
Sebelumnya, baca juga: Mau jadi PNS, pegawai BUMN, atau pegawai Swasta?
Ambang Batas TKP Terlalu Tinggi
Ambang batas TKP untuk CPNS 2018 yaitu 143, ambang batas ini jauh melebihi pada tahun-tahun sebelumnya. Nampaknya, pemerintah ingin PNS mempunyai langsung yang sangat baik. Boleh-boleh saja mengkriteriakan PNS menyerupai itu, tapi saya kira dan kebanyakan yang lainnya juga bahwa ambang batas tersebut terlalu tinggi. Apa pemerintah ini ingin orang kolam malaikat?
Kalau soalnya itu ideal sah-sah saja, tapi kenyataannya diluar ekspektasi (seperti yang saya ulas di bawah). Nyatanya, yang lolos TKP juga tidak semuanya ideal, pun demikian yang tidak lolos juga tidak seburuk itu. Kamu punya teman yang lolos atau tidak lolos TKP? Lihat mereka, apa memang sudah sesuai? Saya yakin, tidak semuanya sesuai.
Penilaian Kepribadian Itu Subjektif
Faktor utama kenapa yang lolos dan tidak lolos itu tidak semuanya ideal yaitu alasannya yaitu kepribadian itu sifatnya subjektif. Dalam artian, sifat dan kepribadian insan itu tidak bisa diukur hanya dengan soal-soal tersebut alasannya yaitu ada perbedaan sudut pandang yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Misalnya, lingkungan, watak istiadat dan budaya, bahkan pengalaman masa kemudian seseorang sanggup mempengaruhinya.
Dikatakan oleh pejabat BKN yang dimuat di beberapa media, bahwa soal telah sesuai standar nasional. Yang jadi pertanyaan di sini, bagaimana mereka menstandarkan soal tersebut padahal di Indonesia sendiri ada banyak tempat dengan aneka macam perbedaan budaya dan watak istiadat? Menurut saya pribadi, evaluasi menyerupai ini sangat subjektif dan menciptakan rancu hasil ujian.
Bisa Dipelajari, Ada Tips Triknya, Tidak Jujur
Selanjutnya yang jadi duduk masalah di sini adalah, TKP CPNS bisa dipelajari, ada juga tips dan triknya dalam pengerjaan, serta bisa saja peserta menjawab secara tidak jujur. Ini termasuk cukup fatal berdasarkan saya, kalau Tes Intelegensi Umum (TIU) dan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) bisa dipelajari , ada tips dan triknya itu lumrah, tapi bagaimana dengan TKP? Bukankah harusnya TKP itu benar-benar dari dalam diri masing-masing peserta?
Apalagi duduk masalah ketidakjujuran, bisa saja peserta menjawab dengan balasan terbaik pada pilihan soal, padahal peserta belum tentu meng-iya-kan jawabannya tersebut dalam hati.
Beberapa waktu kemudian sebelum saya menulis artikel ini, saya membaca gosip di suatu media online perihal dongeng seseorang yang lolos TKP CPNS 2018 ini. Kamu tahu apa yang terjadi? Di akhir-akhir waktu ujian, orang tersebut mengerjakan soal TKP dengan tanpa membaca soal, orang tersebut hanya membaca dan menentukan pilihan balasan yang menurutnya baik. Damn, ini bukan lagi tes karakteristik langsung bro, ini tes keberuntungan.
Waktu Yang Terbatas
Dalam Seleksi Kompetensi Dasar CPNS, waktu yang diberikan yaitu 90 menit dengan 100 soal, terdiri dari 35 soal TWK, 30 soal TIU, dan 35 soal TKP. Okelah tidak duduk masalah bila TWK dan TIU waktunya terbatas, tapi bagaimana dengan TKP? Dalam 90 menit tersebut, waktu akan dihabiskan untuk mengerjakan TWK dan TIU, kemudian sisanya dipakai untuk mengerjakan TKP dengan waktu yang tergolong mepet.
Ini yang jadi masalah, dengan mepetnya waktu tentu peserta tidak akan hening dalam mengerjakan soal, kesannya konsentrasinya jadi buyar, mengerjakan dengan tergesa-gesa, ujung-ujung menyerupai dongeng seseorang lolos TKP yang dimuat gosip yang saya baca di atas, hanya membaca jawabannya saja. Akhirnya TKP bermetamorfosis Tes keberuntungan, miris’kan?
Selanjutnya: Hal-hal yang menghambatmu dalam membuatkan karir.
----
Oke ya, itulah berdasarkan saya beberapa hal yang salah perihal tes karakteristik langsung CPNS, khususnya yang terjadi mulai tahun 2018 hingga entah kapan. Semoga bacan di atas bermanfaat, dan jangan lupa untuk share artikel ini juga ya. Thanks dan salam sukses.
Belum ada Komentar untuk "Ada Yang Salah Dengan Tes Karakteristik Langsung (Tkp) Cpns! Sudah Tak Sesuai Tujuannya"
Posting Komentar