Kisah Sukses Top Ittipat, Gamer Yang Menjadi Pengusaha Rumput Laut
11:10:00 AM
Tambah Komentar
Kisah Sukses Top Ittipat, Gamer yang Menjadi Pengusaha Rumput Laut - Top ittipat merupakan teladan anak muda yang berhasil menjadi pengusaha di usianya yang masih belia. Dengan mengangkat produk rumput bahari goreng sebagai cemilan, ia berhasil menjadi seorang milyader muda.
Namun, perjuangannya membangun bisnis rumput bahari ini tidak mudah. Hanya anak muda yang bermental juang menyerupai Ittipat yang bisa menaklukan lika-liku dunia bisnis. Kisah hidupnya yang menginspirasi ini, bisa disaksikan melalui film yang berjudul Top Secret: Billionare.
Sebelumnya, baca juga: Kisah sukses Nadiem Makarim, pendiri GO-JEK.
Top Ittipat dan Game Online
Top Ittipat lahir pada tahun 1984 di Thailand, dengan nama lengkap Top Aitthipat Kulapongvanich. Top Ittipat bukan anak yang rajin sekolah. Kecanduannya pada game online telah mengalihkan perhatiannya, dari buku-buku pelajaran. Tahun 1997, bisnis keluarganya mengalami krisis sehingga mempengaruhi laju usaha. Tetapi Ittipat bisa bertahan dengan menjual item-item miliknya di game online. Ia memperoleh penghasilan sekitar 400 ribu baht atau setara 130 juta rupiah perbulan, dari game online-nya. Bahkan ia bisa membeli kendaraan beroda empat senilai 200 juta dari bisnisnya ini.
Sayangnya, bisnis jual-beli item game online ini termasuk illegal, sehingga akun game online-nya ditutup oleh bank. Pada tahun 2002 bisnis keluarganya bangkrut, dan terjerat utang sebesar 40 juta Baht atau sekitar 13 milyar rupiah.
Perjalanan Bisnis Top Ittipat
Hal ini menciptakan Ittipat harus berhenti sekolah. Ia berpikir gimana caranya biar bisa membantu keluarganya. Ia sempat menyesal, alasannya tidak berguru dengan benar. Akhrnya dengan dibantu pamannya, Ittipat mencoba berjualan DVD Player. Sayangnya, ia ditipu dengan DVD Player palsu. Ittipat mengalami kerugian yang cukup banyak, alasannya uangnya tidak bisa dikembalikan oleh biro DVD tersebut. Ia mencoba mengajukan pemberian pada bank, namun tidak berhasil. Oleh alasannya usinya yang gres 16 tahun dan tidak ada penjamin. Sementara itu, utang orangtuanya yang cukup besar, menciptakan rumah mereka disita oleh pihak bank. Ittipat berupaya untuk mencari ide bisnis yang bisa dikerjakannya.
Hingga suatu hari, ia melihat sebuah alat untuk menggoreng kacang di sebuah pameran. Ittipat tertarik dan pribadi menyewa alat tersebut sebesar 10 ribu bath perbulannya. Ittipat melaksanakan survey pada pedagang kacang lainnya, untuk mendapat kacang goreng yang enak. Hingga jadinya ia bisa menghasilkan kacang goreng yang enak. Ia bersama pamannya membuka gerai kacang goreng di mall pada usia 17 tahun. Sayang, posisi gerainya kurang strategis sehingga jualan mereka tidak laku. Ittipat menganalisa kekurangan mereka, sesudah ia berjalan ke pasar tradisional. Ia tahu bahwa bisnisnya membutuhkan lokasi yang sempurna serta promosi yang jitu. Ittipat pun mengajukan pada pihak mall, untuk pindah lokasi jualan ke depan mall.
Permintaan Ittipat disetujui, dan mereka pun mendapat lokasi di depan mall, hingga jualan mereka laris keras. Merasa bisnisnya berjalan lancar, Ittipat pribadi membuka beberapa cabang sekaligus. Ternyata ada duduk kasus di mesin penggorengan kacangnya. Asap yang dikeluarkan mesin, mengotori atap mall. Pihak mall keberatan dan membatalkan kontrak gerainya. Ittipat hanyalah anak muda biasa yang juga bisa mengalami putus asa. Apalagi orangtuanya menetapkan untuk kembali ke China, alasannya merasa tidak bisa bertahan di Thailand. Ittipat masih bersikeras ingin mencoba berbisnis. Ia pun ditemani pamannya, sementara keluarganya sudah berangkat ke China terlebih dahulu. Suatu hari, Ittipat melihat cemilan kekasihnya. Ittipat tiba-tiba mendapat wangsit untuk menciptakan cemilan serupa.
Advertisement
Bisnis Rumput Laut
Ia mulai membeli rumput bahari dan mencoba menggorengnya. Ternyata menggoreng rumput tidak sesederhana kelihatannya. Terbukti rumput bahari yang digoreng Ittipat rasanya menjadi pahit dan cepat basi. Berkali-kali mencoba, Ittipat belum menemukan formula yang tepat. Ittipat menetapkan untuk menemui seorang professor di bidang pangan untuk diskusi perihal kemasan rumput lautnya. Sang professor menyarankan biar kemasan rumput bahari dibentuk vacuum dan mengganti oksigen dengan nitrogen.
Kemudian, Ia pun menghabiskan dana sekitar 100 ribu bath untuk uji coba ini. Setelah mendapat formula yang tepat, duduk kasus berikutnya yakni pemasaran. Ittipat pribadi membidik pasar yang luas, biar produknya pribadi booming.
Membidik 7-Eleven
Dengan memakai merk Tao Kae Noi Ittipat teringat dengan salah satu bahan kursus yang diikutinya dulu. Bahwa sebuah bisnis membutuhkan perluasan bila ingin berkembang. Oleh alasannya itu ia mencoba menjajaki kerjasama dengan minimarket 7-eleven. Minimarket yang mempunyai banyak cabang di banyak sekali negara ini, menarik minat Ittipat.
Namun tidak gampang untuk memasukkan produk di 7-eleven. Ittipat harus memenuhi standar yang ditetapkan. Hal yang pertama adalah, Ittipat harus memperbaiki kualitas kemasan. Selain itu, Ittipat juga harus memilik pabrik untuk memenuhi kuota pesanan. Dibantu pamannya, Ittipat mengubah bekas kantor orangtuanya menjadi pabrik. Sehingga bisa memenuhi kuota pesanan 7-Eleven.
Hasil Usaha Top Ittipat
Dengan mengerahkan segenap kemampuan, Ittipat berhasil memenuhi standar 7-Eleven. Untunglah, sang paman sangat mendukung Ittipat. Beliau selalu mendukung apapun yang direncanakan Ittipat. Setelah berhasil mendapat kontrak dengan 7-Eleven, Ittipat pribadi menelpon orangtuanya dan meminta mereka untuk kembali ke Thailand. Dua tahun kemudian, Ittipat berhasil menebus rumah orangtuanya yang disita oleh bank.
Di usianya yang ke-26, Ittipat telah mempunyai 2000-an karyawan dan menghasilkan 800 juta bath atau sekitar 235 miliar pertahunnya. Produk Tao Kae Noi dikirim ke 6000 cabang 7-eleven di seluruh dunia. Artinya Ittipat mengekspor cemilan rumput lautnya ke 27 negara termasuk di Indonesia. Sekarang Ittipat mempunyai lahan perkebunan rumput bahari sendiri di Korea Selatan. Sangat menginspirasi bukan?
Selanjutnya: Kisah sukses Bob Sadino, si Pengusaha nyentrik.
-----
Oke ya, itulah sedikit kisah perihal kisah sukses Top Ittipat yang bermula dari kecanduan game hingga nyasar ke rumput lautnya. Semoga kisah sukses di atas bermanfaat dan memotivasi kalian semuanya. Jangan lupa untuk share artikel ini juga ya guys, thanks dan hingga jumpa lagi.
Namun, perjuangannya membangun bisnis rumput bahari ini tidak mudah. Hanya anak muda yang bermental juang menyerupai Ittipat yang bisa menaklukan lika-liku dunia bisnis. Kisah hidupnya yang menginspirasi ini, bisa disaksikan melalui film yang berjudul Top Secret: Billionare.
Sebelumnya, baca juga: Kisah sukses Nadiem Makarim, pendiri GO-JEK.
Top Ittipat dan Game Online
Top Ittipat lahir pada tahun 1984 di Thailand, dengan nama lengkap Top Aitthipat Kulapongvanich. Top Ittipat bukan anak yang rajin sekolah. Kecanduannya pada game online telah mengalihkan perhatiannya, dari buku-buku pelajaran. Tahun 1997, bisnis keluarganya mengalami krisis sehingga mempengaruhi laju usaha. Tetapi Ittipat bisa bertahan dengan menjual item-item miliknya di game online. Ia memperoleh penghasilan sekitar 400 ribu baht atau setara 130 juta rupiah perbulan, dari game online-nya. Bahkan ia bisa membeli kendaraan beroda empat senilai 200 juta dari bisnisnya ini.
via businessnthings.com |
Perjalanan Bisnis Top Ittipat
Hal ini menciptakan Ittipat harus berhenti sekolah. Ia berpikir gimana caranya biar bisa membantu keluarganya. Ia sempat menyesal, alasannya tidak berguru dengan benar. Akhrnya dengan dibantu pamannya, Ittipat mencoba berjualan DVD Player. Sayangnya, ia ditipu dengan DVD Player palsu. Ittipat mengalami kerugian yang cukup banyak, alasannya uangnya tidak bisa dikembalikan oleh biro DVD tersebut. Ia mencoba mengajukan pemberian pada bank, namun tidak berhasil. Oleh alasannya usinya yang gres 16 tahun dan tidak ada penjamin. Sementara itu, utang orangtuanya yang cukup besar, menciptakan rumah mereka disita oleh pihak bank. Ittipat berupaya untuk mencari ide bisnis yang bisa dikerjakannya.
Hingga suatu hari, ia melihat sebuah alat untuk menggoreng kacang di sebuah pameran. Ittipat tertarik dan pribadi menyewa alat tersebut sebesar 10 ribu bath perbulannya. Ittipat melaksanakan survey pada pedagang kacang lainnya, untuk mendapat kacang goreng yang enak. Hingga jadinya ia bisa menghasilkan kacang goreng yang enak. Ia bersama pamannya membuka gerai kacang goreng di mall pada usia 17 tahun. Sayang, posisi gerainya kurang strategis sehingga jualan mereka tidak laku. Ittipat menganalisa kekurangan mereka, sesudah ia berjalan ke pasar tradisional. Ia tahu bahwa bisnisnya membutuhkan lokasi yang sempurna serta promosi yang jitu. Ittipat pun mengajukan pada pihak mall, untuk pindah lokasi jualan ke depan mall.
Permintaan Ittipat disetujui, dan mereka pun mendapat lokasi di depan mall, hingga jualan mereka laris keras. Merasa bisnisnya berjalan lancar, Ittipat pribadi membuka beberapa cabang sekaligus. Ternyata ada duduk kasus di mesin penggorengan kacangnya. Asap yang dikeluarkan mesin, mengotori atap mall. Pihak mall keberatan dan membatalkan kontrak gerainya. Ittipat hanyalah anak muda biasa yang juga bisa mengalami putus asa. Apalagi orangtuanya menetapkan untuk kembali ke China, alasannya merasa tidak bisa bertahan di Thailand. Ittipat masih bersikeras ingin mencoba berbisnis. Ia pun ditemani pamannya, sementara keluarganya sudah berangkat ke China terlebih dahulu. Suatu hari, Ittipat melihat cemilan kekasihnya. Ittipat tiba-tiba mendapat wangsit untuk menciptakan cemilan serupa.
Bisnis Rumput Laut
Ia mulai membeli rumput bahari dan mencoba menggorengnya. Ternyata menggoreng rumput tidak sesederhana kelihatannya. Terbukti rumput bahari yang digoreng Ittipat rasanya menjadi pahit dan cepat basi. Berkali-kali mencoba, Ittipat belum menemukan formula yang tepat. Ittipat menetapkan untuk menemui seorang professor di bidang pangan untuk diskusi perihal kemasan rumput lautnya. Sang professor menyarankan biar kemasan rumput bahari dibentuk vacuum dan mengganti oksigen dengan nitrogen.
Kemudian, Ia pun menghabiskan dana sekitar 100 ribu bath untuk uji coba ini. Setelah mendapat formula yang tepat, duduk kasus berikutnya yakni pemasaran. Ittipat pribadi membidik pasar yang luas, biar produknya pribadi booming.
Membidik 7-Eleven
Dengan memakai merk Tao Kae Noi Ittipat teringat dengan salah satu bahan kursus yang diikutinya dulu. Bahwa sebuah bisnis membutuhkan perluasan bila ingin berkembang. Oleh alasannya itu ia mencoba menjajaki kerjasama dengan minimarket 7-eleven. Minimarket yang mempunyai banyak cabang di banyak sekali negara ini, menarik minat Ittipat.
Namun tidak gampang untuk memasukkan produk di 7-eleven. Ittipat harus memenuhi standar yang ditetapkan. Hal yang pertama adalah, Ittipat harus memperbaiki kualitas kemasan. Selain itu, Ittipat juga harus memilik pabrik untuk memenuhi kuota pesanan. Dibantu pamannya, Ittipat mengubah bekas kantor orangtuanya menjadi pabrik. Sehingga bisa memenuhi kuota pesanan 7-Eleven.
Hasil Usaha Top Ittipat
Dengan mengerahkan segenap kemampuan, Ittipat berhasil memenuhi standar 7-Eleven. Untunglah, sang paman sangat mendukung Ittipat. Beliau selalu mendukung apapun yang direncanakan Ittipat. Setelah berhasil mendapat kontrak dengan 7-Eleven, Ittipat pribadi menelpon orangtuanya dan meminta mereka untuk kembali ke Thailand. Dua tahun kemudian, Ittipat berhasil menebus rumah orangtuanya yang disita oleh bank.
Di usianya yang ke-26, Ittipat telah mempunyai 2000-an karyawan dan menghasilkan 800 juta bath atau sekitar 235 miliar pertahunnya. Produk Tao Kae Noi dikirim ke 6000 cabang 7-eleven di seluruh dunia. Artinya Ittipat mengekspor cemilan rumput lautnya ke 27 negara termasuk di Indonesia. Sekarang Ittipat mempunyai lahan perkebunan rumput bahari sendiri di Korea Selatan. Sangat menginspirasi bukan?
Selanjutnya: Kisah sukses Bob Sadino, si Pengusaha nyentrik.
-----
Oke ya, itulah sedikit kisah perihal kisah sukses Top Ittipat yang bermula dari kecanduan game hingga nyasar ke rumput lautnya. Semoga kisah sukses di atas bermanfaat dan memotivasi kalian semuanya. Jangan lupa untuk share artikel ini juga ya guys, thanks dan hingga jumpa lagi.
Belum ada Komentar untuk "Kisah Sukses Top Ittipat, Gamer Yang Menjadi Pengusaha Rumput Laut"
Posting Komentar