Peringkat Akomodasi Investasi Ri Turun, Ini Penyebab Utamanya
7:12:00 PM
Tambah Komentar
Jakarta - Peringkat fasilitas berusaha (Easy of Doing Business atau EoDB) di Indonesia turun. Saat ini, peringkat fasilitas berusaha Indonesia versi Bank Dunia ada di urutan ke-73 dari 190 negara di dunia. Padahal pada 2017 lalu, Indonesia menempati posisi ke-72. Apa penyebabnya?
Merujuk pada data Bank Dunia, Ekonom Faisal Basri menyampaikan setidaknya ada tiga indikator yang terjun bebas sehingga menciptakan peringkat EoDB sulit naik tahun 2018. Di antaranya penegakan kontrak yang turun dari 145 ke 146, perizinan konstruksi dari 108 ke 112, proteksi investor minoritas dari 43 ke 51, sampai perdagangan lintas batas dari 112 ke 116.
"Dari indikator-indikator yang ada, yang paling jelek yakni soal enforcing contract. Pemutusan kontrak secara sepihak. (Turun dari) nomor 145 paling jelek peringkatnya dan turun lagi jadi 146," kata Faisal belum usang ini.
Menurutnya, ini sanggup jadi preseden yang jelek bagi iklim investasi di dalam negeri. Selain itu, proteksi investor minoritas juga perlu diperhatikan. Sebab investor, kata Faisal, meski hanya mempunyai 10% saham tetaplah investor yang harus dilindungi hak-haknya.
"Yang memburuk juga yakni protecting minority investors. Misalnya saham saya 90 dan saham Anda 10, nah Anda kan minoritas. Anda kan (tetap) harus dilindungi, 10% kan uang. Itu (juga) harus dilindungi," jelasnya.
Salah satu misalnya yakni Pelabuhan Marunda yang ketika ini terhenti operasionalnya sebab adanya sengketa hukum. "Misalnya nih ada perusahaan yang sudah berdiri pabrik, tapi di tengah-tengah kontraknya diubah atau tidak jadi. Dan ini sudah terbukti salah satunya ibarat proyek Pelabuhan Marunda. Jadi, EoDB kita gimana mau membaik," ujar Faisal.
Kepastian dan proteksi investor yakni hal utama dalam berinvestasi. Pengelola Pelabuhan Marunda, PT Karya Citra Nusantara (KCN) sendiri sejauh ini sudah menggelontorkan Rp 3 triliun untuk menuntaskan pier 1.
Karena 2 dermaga lainnya belum juga selesai, Pelabuhan KCN Marunda gres melayani bongkar muat kapal muatan curah di dermaga I, itu pun gres beroperasi sepanjang 800 meter dari total pier yang mempunyai panjang 1.950 meter.
Kendati begitu, ia juga mengapresiasi peringkat indikator fasilitas berusaha dari sisi starting a business yang naik cukup signifikan dari 144 ke 134. Hal ini karena adanya Online Single Submission (OSS) yang dilakukan oleh pemerintah.
Namun, apabila indikator-indikator yang turun tersebut tidak segera dibenahi, berdasarkan Faisal, harapan EoDB ada di peringkat 40 akan sulit dicapai. Pasalnya, investor akan berpikir dua kali untuk menanamkan modalnya di Indonesia dalam jangka panjang. Baik investor dalam negeri maupun asing.
"Ini yang harus betul-betul ditekankan oleh pemerintah bila investasi ingin masuk," jelasnya.
Sebagai Informasi, pada awal pemerintahan Jokowi-JK, peringkat fasilitas berusaha Indonesia naik peringkat ke urutan 106 pada 2015 dari urutan 114. Kemudian menanjak lagi ke peringkat 91 pada 2016.
Pada 2017, peringkat kembali membaik ke urutan 72 pada 2017. Namun sayang, penurunan peringkat tak berlanjut kembali pada 2018. Peringkat fasilitas berusaha justru turun satu peringkat ke urutan 73. Adapun, sasaran Jokowi di masa-masa awal pemerintahannya yakni sanggup mencapai urutan ke-40.
Simak Video "Bank Mandiri Gelar Gerebek Pasar di Tanah Abang"
[Gambas:Video 20detik]
Sumber detik.com
Belum ada Komentar untuk "Peringkat Akomodasi Investasi Ri Turun, Ini Penyebab Utamanya"
Posting Komentar