Pentingnya Memberi Waktu Istirahat Yang Cukup Untuk Karyawan Kamu
3:10:00 PM
Tambah Komentar
Pentingnya Memberi Waktu Istirahat Yang Cukup Untuk Karyawan Kamu – Ada kata bijak yang menyampaikan bahwa “tak capek pun perlu istirahat”, kata tersebut memang sangat benar adanya. Sebagai insan normal, masuk akal jikalau rasa capek itu muncul, terlebih lagi jikalau capek tersebut muncul alasannya bekerja yang mempunyai tanggungjawab tersendiri, maka istirahatlah yang cukup.
Memaksakan tenaga untuk bekerja, lebih sering tidak menghasilkan imbas yang baik. Bahkan, justru tidak hanya berdampak pada kualitas kerja, namun juga berdampak pada kondisi fisik serta mental seseorang. Bagi kalian yang merupakan karyawan atau karyawati, mengatur waktu istirahat memang perlu melihat-lihat kebijakan dari perusahaan, aku yakin adakala kalian niscaya terpaksa memaksakan tenaga untuk bekerja, benar tidak?
Beda lagi jikalau posisi kalian dikala ini yaitu pembuat kebijakan, maka jangan asal menciptakan peraturan terkait istirahat karyawan, termasuk cuti, izin, dan sebagainya. Bisa jadi peraturan yang kau buat anggun untuk kamu, tapi belum tentu untuk karyawan karyawati dari perusahaan yang kau pimpin.
Istirahat yang tidak cukup setidaknya akan mensugesti dua hal, yaitu kualitas kerja dan dampak fisik serta mental dari karyawan/i.
Baca juga: Bagaimana caranya menjadi pemimpin yang baik.
Dampak Istirahat yang Tidak Cukup
Dari segi kualitas kerja, sanggup kalian bayangkan sendiri ketika seseorang bekerja dengan kondisi kecapean, penuh tekanan, atau bahkan dalam kondisi mengantuk, tentu saja hasil pekerjaan sangat rentan akan kesalahan-kesalahan. Dan yang perlu diperhatikan pula yaitu batasan setiap orang yang berbeda-beda di mana setiap kecapean dan tekanan tersebut akan mensugesti seseorang dengan berbeda pula.
Sedangkan dari sisi fisik dan mental, tentu kecapean kerja sanggup menciptakan sakit seseorang yang pada risikonya juga akan mensugesti kualitas kerja. Dan yang sangat berbahaya yaitu jikalau mental seseorang sudah memburuk alasannya bekerja terlalu capek. Penyakit mental condong dimulai dari batin, contohnya batin-batin negatif menyerupai “duh, kok kerjaan gak selesai-selesai”, “kapan aku istirahatnya”, bla bla bla.
Jika penyakit mental menyerupai ini sudah terjangkiti, pada risikonya akan mensugesti semangat dalam bekerja. Jika semangat sudah menurun menyerupai itu, kemudian bagaimana mereka akan berperan apik dalam pengembangan bisnis kamu? Oleh alasannya itu, kau sebagai atasan wajib memastikan bahwa karyawan kau mempunyai waktu istirahat yang cukup. Bagaimana caranya? Simak ulasan di bawah ini untuk mengetahuinya:
Jeda Istirahat yang Cukup di Hari Kerja
Di perusahaan swasta di indonesia, jam kerja normal dalam satu hari yaitu 9 jam, dimulai dari jam 8 hingga jam 5 sore dengan waktu istirahat normalnya selama 2 jam. Nah, waktu istirahat dua jam ini, berdasarkan aku eksklusif sudah sangat ideal, jadi jam kerja efektifnya dalam satu hari hanya 6 jam. Waktu dua jam ini sanggup kau bagi menjadi dua sesi, sesi pertama terperinci ketika istirahat siang, idealnya mulai jam 11.30 hingga 13.00, kemudian istirahat kedua dimulai jam 15.00 hingga 15.30.
Pada dasarnya, waktu istirahat ini jamnya sanggup kau flexsibelkan, yang penting cukup saja, jikalau tidak sanggup memberi waktu istirahat dua jam, minimal ya 1,5 jam. Yang jelas, hindari memperlihatkan waktu istirahat yang kurang spesifik, contohnya yaitu memperlihatkan jam istirahat ketika adzan dhuhur tiba, lhah adzan ini waktunya tidak menentu, yang pada risikonya akan mengurangi jam istirahat efekti.
Advertisement
Jatah Cuti yang Adil dan Wajar
Sewajar-wajarnya jatah cuti yaitu sebanyak 12 kali dalam satu tahun, berdasarkan aku ini sudah paling minimal yang harus diberikan kepada para bawahan, termasuk kau juga yang perlu istirahat cuti. Memang sih jikalau berdasarkan penelitian, capek di hari ini tidak sanggup diobati dengan istirahat di hari berikutnya. Tapi dengan adanya cuti yang cukup ini sanggup merefresh kembali pikiran serta mental karyawan.
Tapi dengan syarat, jatah cuti harus kalian atur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak karyawan yang mengambil cuti di waktu berbarengan yang malah akan mengganggu kinerja perusahaan. Buatlah jatah cuti dengan membagi waktu dalam satu tahun menjadi dua semester, semester pertama mulai januari hingga juni dengan jatah cuti sebanyak 6 kali, dan semester dua yaitu sisanya.
Buatlah peraturan bahwa cuti harus diambil dalam semester berkaitan, dan tidak sanggup diganti di semester selanjutnya, serta dalam satu bulan maksimal cuti selama 2 kali. Dengan begitu, karyawan akan secara konsisten mengambil cuti dengan rentan waktu yang pas yang sanggup merefresh pikiran dan mental mereka dengan efektif. Ini hanya saran saja, sanggup kalian kondisikan sesuai kebutuhan dari perusahaan kamu.
Jangan Lupa Diberi Libur Mingguan
Selain cuti tersebut, jangan lupa untuk memberi jatah libur minimal 1 kali dalam satu minggu, jangan hingga ada yang belum libur dalam 1 ahad hari kerja, kenapa? Percayalah bahwa memaksakan tenaga untuk bekerja itu tidak baik. Jika pun harus ada yang tidak menerima jatah libur dalam satu minggu, berilah kebijakan untuk mengganti liburnya di ahad berikutnya, setidaknya pikiran dan mental tidak terlalu terbebani oleh tekanan kerja.
Beri Waktu Libur di Hari-hari Khusus
Pernah melihat orang yang masih bekerja ketika hari raya idul fitri? Pasti sudah pernah dong, biasanya terjadi di supermarket ataupun di industri kuliner. Apa yang kalian rasakan ketika melihat mereka bekerja? Kalau aku agak kasian juga, seperti mereka tidak mempunyai keluarga saja untuk gotong royong mencicipi hari kemenangan mereka. Tapi, apa boleh buat jikalau itu memang tuntutan dari sebuah profesi, tanpa adanya mereka yang bekerja di hari khusus menyerupai itu, mungkin kita juga yang akan mencicipi dampaknya.
Nah, jikalau seandainya kau mempunyai bisnis dimana harus membuka dan memperkerjakan karyawan di hari Istimewa menyerupai itu, hendaklah bijak dalam menentukan siapa yang harus bekerja dan siapa yang sanggup libur. Perhatikan beberapa faktor seperti: usia, kepentingan mereka jikalau memang sudah berkeluarga, masa mengabdi, dan lain-lain.
Jika saya, maka aku niscaya akan menentukan karyawan dengan pertimbangan 1) yang gres bergabung di perusahaan alasannya belum pernah mencicipi kerja di hari libur spesial, 2) Ibu rumahtangga atau bukan, 3) sudah menikah atau belum, dll. Cobalah untuk mengusahakan kepentingan keluarga mereka terlebih dahulu ketimbang mementingkan ego kita untuk memperoleh laba, jikalau memang tidak ada yang sanggup masuk kerja, ada baiknya jangan dipaksakan, biarlah mereka bercengkrama dengan keluarga mereka masing-masing.
Selanjutnya: Cara mempertahankan karyawan yang berbakat.
-----
Oke ya, itulah beberapa pembahasan dari aku terkait pentingnya memberi waktu istirahat yang cukup untuk karyawan kalian semuanya. Semoga pembahasan di atas bermanfaat dan memperlihatkan wawasan baru. Jangan lupa untuk share artikel ini juga ya, thanks dan salam sukses.
Memaksakan tenaga untuk bekerja, lebih sering tidak menghasilkan imbas yang baik. Bahkan, justru tidak hanya berdampak pada kualitas kerja, namun juga berdampak pada kondisi fisik serta mental seseorang. Bagi kalian yang merupakan karyawan atau karyawati, mengatur waktu istirahat memang perlu melihat-lihat kebijakan dari perusahaan, aku yakin adakala kalian niscaya terpaksa memaksakan tenaga untuk bekerja, benar tidak?
Beda lagi jikalau posisi kalian dikala ini yaitu pembuat kebijakan, maka jangan asal menciptakan peraturan terkait istirahat karyawan, termasuk cuti, izin, dan sebagainya. Bisa jadi peraturan yang kau buat anggun untuk kamu, tapi belum tentu untuk karyawan karyawati dari perusahaan yang kau pimpin.
Istirahat yang tidak cukup setidaknya akan mensugesti dua hal, yaitu kualitas kerja dan dampak fisik serta mental dari karyawan/i.
Baca juga: Bagaimana caranya menjadi pemimpin yang baik.
Dampak Istirahat yang Tidak Cukup
Dari segi kualitas kerja, sanggup kalian bayangkan sendiri ketika seseorang bekerja dengan kondisi kecapean, penuh tekanan, atau bahkan dalam kondisi mengantuk, tentu saja hasil pekerjaan sangat rentan akan kesalahan-kesalahan. Dan yang perlu diperhatikan pula yaitu batasan setiap orang yang berbeda-beda di mana setiap kecapean dan tekanan tersebut akan mensugesti seseorang dengan berbeda pula.
Sedangkan dari sisi fisik dan mental, tentu kecapean kerja sanggup menciptakan sakit seseorang yang pada risikonya juga akan mensugesti kualitas kerja. Dan yang sangat berbahaya yaitu jikalau mental seseorang sudah memburuk alasannya bekerja terlalu capek. Penyakit mental condong dimulai dari batin, contohnya batin-batin negatif menyerupai “duh, kok kerjaan gak selesai-selesai”, “kapan aku istirahatnya”, bla bla bla.
Jika penyakit mental menyerupai ini sudah terjangkiti, pada risikonya akan mensugesti semangat dalam bekerja. Jika semangat sudah menurun menyerupai itu, kemudian bagaimana mereka akan berperan apik dalam pengembangan bisnis kamu? Oleh alasannya itu, kau sebagai atasan wajib memastikan bahwa karyawan kau mempunyai waktu istirahat yang cukup. Bagaimana caranya? Simak ulasan di bawah ini untuk mengetahuinya:
Jeda Istirahat yang Cukup di Hari Kerja
Di perusahaan swasta di indonesia, jam kerja normal dalam satu hari yaitu 9 jam, dimulai dari jam 8 hingga jam 5 sore dengan waktu istirahat normalnya selama 2 jam. Nah, waktu istirahat dua jam ini, berdasarkan aku eksklusif sudah sangat ideal, jadi jam kerja efektifnya dalam satu hari hanya 6 jam. Waktu dua jam ini sanggup kau bagi menjadi dua sesi, sesi pertama terperinci ketika istirahat siang, idealnya mulai jam 11.30 hingga 13.00, kemudian istirahat kedua dimulai jam 15.00 hingga 15.30.
Pada dasarnya, waktu istirahat ini jamnya sanggup kau flexsibelkan, yang penting cukup saja, jikalau tidak sanggup memberi waktu istirahat dua jam, minimal ya 1,5 jam. Yang jelas, hindari memperlihatkan waktu istirahat yang kurang spesifik, contohnya yaitu memperlihatkan jam istirahat ketika adzan dhuhur tiba, lhah adzan ini waktunya tidak menentu, yang pada risikonya akan mengurangi jam istirahat efekti.
Jatah Cuti yang Adil dan Wajar
Sewajar-wajarnya jatah cuti yaitu sebanyak 12 kali dalam satu tahun, berdasarkan aku ini sudah paling minimal yang harus diberikan kepada para bawahan, termasuk kau juga yang perlu istirahat cuti. Memang sih jikalau berdasarkan penelitian, capek di hari ini tidak sanggup diobati dengan istirahat di hari berikutnya. Tapi dengan adanya cuti yang cukup ini sanggup merefresh kembali pikiran serta mental karyawan.
Tapi dengan syarat, jatah cuti harus kalian atur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak karyawan yang mengambil cuti di waktu berbarengan yang malah akan mengganggu kinerja perusahaan. Buatlah jatah cuti dengan membagi waktu dalam satu tahun menjadi dua semester, semester pertama mulai januari hingga juni dengan jatah cuti sebanyak 6 kali, dan semester dua yaitu sisanya.
Buatlah peraturan bahwa cuti harus diambil dalam semester berkaitan, dan tidak sanggup diganti di semester selanjutnya, serta dalam satu bulan maksimal cuti selama 2 kali. Dengan begitu, karyawan akan secara konsisten mengambil cuti dengan rentan waktu yang pas yang sanggup merefresh pikiran dan mental mereka dengan efektif. Ini hanya saran saja, sanggup kalian kondisikan sesuai kebutuhan dari perusahaan kamu.
Jangan Lupa Diberi Libur Mingguan
Selain cuti tersebut, jangan lupa untuk memberi jatah libur minimal 1 kali dalam satu minggu, jangan hingga ada yang belum libur dalam 1 ahad hari kerja, kenapa? Percayalah bahwa memaksakan tenaga untuk bekerja itu tidak baik. Jika pun harus ada yang tidak menerima jatah libur dalam satu minggu, berilah kebijakan untuk mengganti liburnya di ahad berikutnya, setidaknya pikiran dan mental tidak terlalu terbebani oleh tekanan kerja.
Beri Waktu Libur di Hari-hari Khusus
Pernah melihat orang yang masih bekerja ketika hari raya idul fitri? Pasti sudah pernah dong, biasanya terjadi di supermarket ataupun di industri kuliner. Apa yang kalian rasakan ketika melihat mereka bekerja? Kalau aku agak kasian juga, seperti mereka tidak mempunyai keluarga saja untuk gotong royong mencicipi hari kemenangan mereka. Tapi, apa boleh buat jikalau itu memang tuntutan dari sebuah profesi, tanpa adanya mereka yang bekerja di hari khusus menyerupai itu, mungkin kita juga yang akan mencicipi dampaknya.
Nah, jikalau seandainya kau mempunyai bisnis dimana harus membuka dan memperkerjakan karyawan di hari Istimewa menyerupai itu, hendaklah bijak dalam menentukan siapa yang harus bekerja dan siapa yang sanggup libur. Perhatikan beberapa faktor seperti: usia, kepentingan mereka jikalau memang sudah berkeluarga, masa mengabdi, dan lain-lain.
Jika saya, maka aku niscaya akan menentukan karyawan dengan pertimbangan 1) yang gres bergabung di perusahaan alasannya belum pernah mencicipi kerja di hari libur spesial, 2) Ibu rumahtangga atau bukan, 3) sudah menikah atau belum, dll. Cobalah untuk mengusahakan kepentingan keluarga mereka terlebih dahulu ketimbang mementingkan ego kita untuk memperoleh laba, jikalau memang tidak ada yang sanggup masuk kerja, ada baiknya jangan dipaksakan, biarlah mereka bercengkrama dengan keluarga mereka masing-masing.
Selanjutnya: Cara mempertahankan karyawan yang berbakat.
-----
Oke ya, itulah beberapa pembahasan dari aku terkait pentingnya memberi waktu istirahat yang cukup untuk karyawan kalian semuanya. Semoga pembahasan di atas bermanfaat dan memperlihatkan wawasan baru. Jangan lupa untuk share artikel ini juga ya, thanks dan salam sukses.
Belum ada Komentar untuk "Pentingnya Memberi Waktu Istirahat Yang Cukup Untuk Karyawan Kamu"
Posting Komentar