Seberapa Besar Kebutuhan Pensiun (2)

Foto: Rachman HaryantoFoto: Rachman Haryanto

Jakarta - Dalam artikel sebelumnya kita sedikit berpolemik bahwa berdasarkan undang-undang perusahaan wajib memperlihatkan jaminan hari tua. Pertanyaan yang timbul kemudian, apakah dana tersebut akan mencukupi?

Oke, biar semakin lebih jelas, kita coba buatkan sebuah ilustrasi sederhana, memang seberapa besar kebutuhan dana pensiun nanti. Anggaplah bapak X sudah pensiun dan kini berusia 55 tahun. Beliau mempunyai kebutuhan bulanan sebesar Rp 10 juta atau Rp 120 juta per tahun.

Oke baiklah ya hingga sini. Jika kita berasumsi bunga deposito (setelah pajak) 5% per tahun. Maka berapa uang yang seharusnya dimiliki bapak X ini?

Perhitungannya: Rp 120 juta : 5% = Rp 2,4 miliar. Ya itulah sejumlah dana yang seharusnya dimiliki Bapak X ketika pensiun sehingga sanggup menghidupi kebutuhan bulanannya dari bunga deposito.

Ketika anda sudah mengetahui berapa besar kebutuhan pensiun anda, maka pertanyaan bagaimana saya mengumpulkan dana tersebut? Bagaimana atau dari mana bapak x mendapat uang Rp 2,4 miliar tadi.

Apakah uang pesangon dan uang pensiunnya cukup sejumlah tersebut? Hal inilah yang coba kita bahas dalam goresan pena kali ini.

Hal pertama yang harus kita sadari sesudah mengetahui jumlah dana pensiun yang anda butuhkan ialah dengan mempersiapkan semenjak SEKARANG. Bukan nanti-nanti lagi.

Anda sanggup mulai cek dari akomodasi perusahaan anda, apakah perusahaan anda membantu menyiapkan dana pensiun para karyawannya dengan membentuk sebuah divisi yang bertugas untuk hal tersebut, yaitu forum Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) atau tidak.

Bagi yang perusahaan yang tidak mempunyai DPPK, maka perusahaan tersebut sanggup mempersiapkan dana pensiun bagi karyawannya di Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Jika dana pensiun kita sudah ada dan disiapkan di lembaga-lembaga tersebut akan sangat baik dan bermanfaat untuk Anda sebagai bekal hidup ketika pensiun nanti.

Beruntung bagi anda yang bekerja pada perusahaan tersebut, alasannya ialah sedikit membantu. Mengapa saya katakan sedikit membantu? Karena belum tentu jumlahnya cukup untuk dipergunakan pada ketika pensiun.

Maka anda harus mengetahui, berapa uang pensiun bulanan yang akan anda terima nantinya? Untuk mengetahuinya anda sanggup bertanya kepada bab Sumber Daya Manusia di daerah anda bekerja atau anda juga sanggup bertanya pada karyawan di perusahaan anda yang sudah memasuki usia pensiun.

Tanyakan kepada mereka, berapa jumlah yang didapatkan setiap bulannya. Serta tanyakan apakah secara umum jumlah tersebut telah mencukupi untuk kebutuhan hidup sehari-hari pada ketika pensiun?

Bukan mustahil pada ketika pensiun nanti, anda hanya akan mendapat sekitar 10-25% dari honor terakhir anda bekerja. Maka dari itu pastikan dari sekarang, berapa kisaran uang pensiun anda nanti.

Setelah itu anda sanggup berhitung apakah jumlah tersebut cukup atau tidak untuk kehidupan sehari-hari anda nantinya. Untuk perhitungan detailnya, anda sanggup menghubungi perencana keuangan yang professional.

Lalu bagaimana cara mempersiapkan dana pensiun kita selain mengandalkan DPPK dan DPLK tadi? Yang sanggup kita lakukan ialah dengan cara berinvestasi. Kita menyiapkan dana setiap bulannya yang sanggup diinvestasikan di instrumen investasi jangka panjang, ibarat obligasi, reksa dana saham, ataupun ke dalam instrumen saham secara langsung.

Anda sanggup membuka rekening investasi di perusahaan sekuritas yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Saat ini pun sudah banyak perusahaan sekuritas memperlihatkan kemudahan membuka rekening secara online.

Sebelum Anda berinvestasi dalam instrumen saham, atau bergotong-royong instrumen apa pun, pastikan bahwa Anda mengenali profil risiko Anda dalam berinvestasi. Apakah konservatif, moderat, atau agresif. Profil ini akan memilih dalam cara anda berinvestasi, di manakah dana investasi akan paling banyak dibenamkan.

Pilihan lainnya ialah Anda sanggup juga membuka rekening dana pensiun gres di Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) lain secara mandiri. Makara Anda akan mempunyai dua dana pensiun, dan pada ketika Anda pensiun nanti Anda akan mendapat uang pensiun dari dua forum tersebut, sehingga Anda tidak bergantung semata dengan dana pensiun dari perusahaan.


Pelajari dana pensiun dan investasi dengan benar biar anda tidak salah dalam berinvestasi. Pelajari dengan cara mengambil kelas atau workshop yang dilaksanakan oleh tim ARFC Indonesia atau tim AAM & Associates.

Di Jakarta dibuka workshop sehari wacana bagaimana cara Mengelola Gaji dan Mengatur Uang bulanan dan Belajar dan Teknik Menjadi Kaya Raya dan juga workshop sehari wacana Reksadana. Ada juga workshop khusus wacana Asuransi membahas Keuntungan dan Kerugian dari Unitlink yang sudah anda beli.

Karena banyak permintaan, dibuka lagi workshop Komunikasi yang memukau lawan bicara anda (menghipnotis), cocok untuk anda orang sales & marketing, untuk komunikasi ke pasangan, anak, boss, anak buah, ke siapapun, info.

Untuk ilmu yang lebih lengkap lagi, anda sanggup berguru wacana perencanaan keuangan komplit, bahkan sanggup jadi konsultannya dengan akta Internasional sanggup ikutan workshop Basic Financial Planning dan workshop Intermediate dan Advance Financial Planning di Pertengahan Info lainnya sanggup dilihat di www.IARFCIndonesia.com (jangan lupa tanyakan DISKON paket)

Anda sanggup diskusi tanya jawab dengan cara bergabung di akun telegram group kami "Seputar Keuangan" atau klik di sini.

Nah hingga sini anda tentu mulai terbayangkan berapa besar kebutuhan untuk pensiun nanti dan apa yang harus anda lakukan untuk mempersiapkannya. So, tunggu apalagi, saatnya merencanakan pensiun anda dengan pasangan dan happy planning.


Disclaimer: artikel ini merupakan kiriman dari kawan yang bekerja sama dengan detikcom. Redaksi detikcom tidak bertanggung jawab atas isi artikel yang dikirim oleh mitra. Tanggung jawab sepenuhnya ada di penulis artikel.

Sumber detik.com

Belum ada Komentar untuk "Seberapa Besar Kebutuhan Pensiun (2)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel